PIAGET DAN TEORINYA
I. PENDAHULUAN
Teori
kognitif dari Jean Piaget ini masih tetap diperbincangkan dan diacu
dalam bidang pendidikan. Teori ini mulai banyak dibicarakan lagi
kira-kira permulaan tahun 1960-an. Pengertian kognisi sebenarnya
meliputi aspek-aspek struktur intelek yang digunakan untuk mengetahui
sesuatu. Piaget menyatakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil
kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan semata, melainkan
hasil interaksi diantara keduanya.
Menurut
Piaget, perkembangan kognitif mempunyai empat aspek, yaitu 1)
kematangan, sebagai hasil perkembangan susunan syaraf; 2) pengalaman,
yaitu hubungan timbal balik antara orgnisme dengan dunianya; 3)
interaksi social, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam
hubungannya dengan lingkungan social, dan 4) ekullibrasi, yaitu adanya kemampuan
atau system mengatur dalam diri organisme agar dia selalu mempau
mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya.
System
yang mengatur dari dalam mempunyai dua factor, yaitu skema dan
adaptasi. Skema berhubungan dengan pola tingkah laku yang teratur yang
diperhatikan oleh organisma yang merupakan akumulasi dari tingkah laku
yang sederhana hingga yang kompleks. Sedangkan adaptasi adalah fungsi
penyesuaian terhadap lingkungan yang terdiri atas proses asimilasi dan
akomodasi.
Piaget mengemukakan penahapan dalam perkembangan intelektual anak yang dibagi ke dalam empat periode, yaitu :
Periode sensori-motor ( 0 – 2,0 tahun )
Periode pra-operasional (2,0 – 7,0 tahun )
Periode operasional konkret ( 7,0 – 11,0 tahun )
Periode opersional formal ( 11,0 – dewasa )
Piaget
memperoleh gelar Ph.D dalam biologi pada umur 21, ia kemudian tertarik
pada psikologi dan mempelajari anak-anak abnormal di salah satu rumah
sakit di Paris. Pada periode hidupnya, Piaget semakin tertarik pada
logika anak dan metode berpikir yang berbeda-beda yang digunakan anak
dalam menjawab peertanyaan pada usia yang berbeda pula. Selanutnya
Piaget bekerja melakukan penelitian selama kurang lebih 40 tahun.
Studinya dipusatkan pada persepsi anak dalam pemahamannya mengenai
alam/benda, jumlah, waktu, perpindahan, ruang, dan geometri. Ia
menganalisis operasi-operasi mental yang digunakan oleh anak, cara
berpikir simbolis dan logika mereka.
II. PERMASALAHAN
Apa pokok-pokok pikiran teori perkembanggan kognitif menurut Piaget dan bagaimana implikasi teori Piaget dalam pendidikan ?
III. PEMBAHASAN
A. Pokok-pokok pikiran Piaget mengenai teori kognitif dan perkembangannya
Tujuan
teori Piaget adalah untuk menjelaskan mekanisme dan proses perkembangan
intelektual sejak masa bayi dan kemudian masa kanak-kanak yang
berkembang menjadi seorang individu yang dapat bernalar dan berpikir menggunakan hipotesis-hipotesis.
Piaget
menyimpulkan dari penelitiannya bahwa organisme bukanlah agen yang
pasif dalam perkembangan genetik. Perubahan genetic bukan peristiwa yang
menuju kelangsungan hidup suatu organisme melainkan adanya adaptasi
terhadap lingkungannya dan adanya interaksi antara organisme dan
lingkungannya. Dalam responnya organisme mengubah kondisi lngkungan,
membangun struktur biologi tertentu yang ia perlukan untuk tetap bisa
memoertahankan hidupnya.perkembangan kognitif yang dikembangkan Piaget
banyak dipengaruhi oleh pendidikan awal Piaget dalam bidang biologi.
Dari hasil penelitiannya dalam bidang biologi. Ia sampai pada suatu
keyakinan bahwa suatu organisme hidup dan lahir dengan dua
kecenderunngan yang fundamental, yaitu kecenderunag untuk :
1. beradaptasi
2. organisasi ( tindakan penataan )
untuk memahami proses-proses penataan dan adaptasi terdapat empat konsep dasar, yaitu sebagai berikut :
1. Skema
istilah
skema atau skemata yang diberikan oleh Piaget untuk dapat menjelaskan
mengapa seseorang memberikan respon terhadap suatu stimulus dan untuk
menjelaskan banyak hal yang berhubungan dengan ingatan.
Skema
adalah struktur kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi
diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual.
Adaptasi terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi
2. Asimilasi
asimilasi
itu suatu proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan
bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah
laku yang ada. Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya
memperoses satu stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus.
Secara teoritis, asimilasi tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi
asimilasi mempnagruhi pertumbuhan skemata. Dengan demikian asimilasi
adalah bagian dari proses kognitif, denga proses itu individu secara
kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan menata lingkungan itu.
3. Akomodasi
Akomodasi
dapat diartikan sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata
lama. Asimilasi dan akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada
setiap individu yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Proses ini
perlu untuk pertumbuhan dan perkembangann kognitif. Antara asimilasi dan
akomodasi harus ada keserasian dan disebut oleh Piaget adalah
keseimbangan.
Untuk
keperluan pegkonseptualisasian pertumbuhan kognitif /perkembangan
intelektual Piaget membagi perkemabngan ini ke dalam 4 periode yaitu :
Ø Periode Sensori motor (0-2,0 tahun)
Pada
periode ini tingksh laku anak bersifat motorik dan anak menggunakan
system penginderaan untuk mengenal lingkungannya untu mengenal obyek.
Ø Periode Pra operasional (2,0-7,0 tahun)
Pada
periode ini anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau
mengamati sesuatu model tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
Ø Periode konkret (7,0-11,0 tahun)
Pada
periode ini anak sudah mampu menggunakan operasi. Pemikiran anak tidak
lagi didominasi oleh persepsi, sebab anak mampu memecahkan masalah
secara logis.
Ø Periode operasi formal (11,0-dewasa)
Periode
operasi fomal merupakan tingkat puncak perkembangan struktur kognitif,
anak remaja mampu berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis,
masalah verbal, dan ia dapat menggunakan penalaran ilmiah dan dapat
menerima pandangan orang lain.
Piaget mengeukakan bahwa ada 4 aspek yang besar yang ada hubungnnya dengan perkembangan kognitif :
a. Pendewasaaan/kematangan, merupakan pengembanagn dari susunan syaraf.
b. Pengalaman fisis,
anak harus mempunyai pengalaman dengan benda-benda dan
stimulus-stimulusdalam lingkungan tempat ia beraksi terhadap benda-benda
itu.
c. Interaksi social, adalah pertukaran ide antara individu dengan individu
d. Keseimbangan,
adalah suatu system pengaturan sendiri yang bekerja untuk menyelesaikan
peranan pendewasaan, penglaman fisis, dan interksi social.
B. Implikasi teori Piaget dalam pendidikan
Teori
Piaget membahas kognitif atau intelektual. Dan perkembangan intelektual
erat hubungannya dengan belajar, sehhingga perkembangan intelektual ini
dapat dijadkan landasan untuk memahami belajar.
Belajar
dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi akibat
adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap. Teori Piaget mengenai
terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar, yaitu skema, asimilasi,
akomodasi dan keseimbangan. Piaget memandang belajar itu sebagai
tindakan kognitif, yaitu tindakan yang menyangkut pikiran. Tindakan
kognitif menyangkut tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap
lingkungan.
Piaget menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram berikut :
Berdasarkan
diagram tersebut dimulai dengan meninjau anak yang sudah memiliki
pengalaman yang khas, yang berarti anak sudah memiliki sejumlah skemata
yang khas. Pada suatu keadaan seimbang sesaat ketika ia berhadapan
dengan stimulus (bisa berupa benda, peristiwa, gagasan) pada pikiran
anak terjadi pemilahan melalalui memorinya. Dalam memori anak terdapat 2 kemungkuinan yang dapat terjadi yaitu :
Ø Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah ada dalam pikiran anak
Ø Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema yang ada dalam pikiran anak.
Kedua hal itu merupakan kejadian ssimilasi.
Menurut
diagram, kejadian kesesuaian yang sempurna itu merupakan penguatan
terhadap skema yang sudah ada. Stimulus yang baru (datang) tidak
sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam skemata yang ada. Di sini
terjadi semacam gangguan mental atau ketidakpuasan mental seperti
keingintahuan, kepedulian, kebingungan, kekesalan, dsb. Dalam keadaaan tidak seimbang ini anak mempunyai 2 pilihan :
Ø Melepaskan diri dari proses belajar dan mengabaikan stimulus atau menyerah dan tidak berbuat aa-apa (jalan buntu)
Ø Memberi
tanggapan terhadap stimulus baru itu baik berupa tanggapan secara fisik
maupun mental. Bila ini dilakukan anak mengubah pandangannya atau
skemanya sebagai akibat dari tindakan mental yang dilakukannya terhadap
stimulus itu. Peritiwa ini disebut akomodasi.
IV. KESIMPULAN
v Terori Piaget mengenai perkembangan kognitif mendenisikan kembali intelegensi, pengetahuan, dan hubungan dengan lingkungannya.
v Perkembangan kognitif mempunyai 4 aspek yaitu kematangan, pengalaman, interaksi social, dan ekuilibrasi
v Menurut
Piaget setiap organisme hidup cenderung untuk melakukan adaptasi dan
organisasi. Dalam proses adaptasi dan organisasi rerdapat 4 konsep dasar
yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi
v Skema
adalah struktur kognitif yang digunakan organisme untuk mengadaptasi
diri terhadap lingkungannya dan menata lingkungan itu secara
intelektual.
v Asimilasi
adalh proses yang digunakan seseorang untuk mengintegrasikan bahan
persepsi baru atau stimuklus baru ke dalam skemata atai pola perilaku
yang sudah ada.
Daftar pustaka :
Dahar Ranta Willis Pof. Dr.M.SC.1989. teori-teori belajar.
Jakarta : Erlangga
..2000. kumpulan-nahan diklat nasional guru biologi SMU.
Bandung : Pusat pengembangan penataran guru IPA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Tinggalkan Komentar Demi Kemajuan Kami