Media bentuk jamak dari kata “medium” yang berarti
“diantara”, yaitu suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu yang
bisa membawa informasi dari sumber ke penerima. Menurut Martin dan Brigg
media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan dalam
komunikasi guru dan siswa, dapat berupa TV, komputer, LCD proyektor dan
lain-lain yang dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran
sehingga mampu merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa.
Media pembelajaran memiliki posisi yang sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas. Setiap orang sependapat bahwa dasar semua proses pembelajaran adalah pengalaman/experience, dan proses belajar yang paling efektif dan permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkret dan langsung. Dan pengalaman semacam itu tidak selalu dapat diperoleh oleh siswa. Maka guru kemudian memilih dan merancang sistem pembelajaran pengganti pengalaman tersebut dengan simbolisasi baik dalam bentuk kata-kata maupun tulisan. Hanya saja bentuk-bentuk simbol tersebut belum dapat memberikan pengalaman yang realistik dan hidup. Oleh karena itu guru sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
Beberapa manfaat media pembelajaran adalah:
Berikut adalah beberapa sikap dan level guru dalam merespon pembelajaran dengan multimedia:
1. Apatis .
Pada level ini guru sama sekali tidak tertarik dengan pembelajaran dengan multimedia, mungkin belum tahu manfaatnya atau tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk menguasai teknologi komputer. Maka, guru pada level ini sangat isolatif (menutup diri), sehingga sulit untuk menerima hal-hal baru yang bersifat inovatif, akibatnya siswa harus menerima pembelajaran konvensional di kelas, mungkin untuk satu materi tertentu menguntungkan, tapi secara global akan sangat menjemukan.
2. Tertarik .
Media pembelajaran memiliki posisi yang sangat penting dalam proses pembelajaran di kelas. Setiap orang sependapat bahwa dasar semua proses pembelajaran adalah pengalaman/experience, dan proses belajar yang paling efektif dan permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkret dan langsung. Dan pengalaman semacam itu tidak selalu dapat diperoleh oleh siswa. Maka guru kemudian memilih dan merancang sistem pembelajaran pengganti pengalaman tersebut dengan simbolisasi baik dalam bentuk kata-kata maupun tulisan. Hanya saja bentuk-bentuk simbol tersebut belum dapat memberikan pengalaman yang realistik dan hidup. Oleh karena itu guru sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran.
Beberapa manfaat media pembelajaran adalah:
- Pembelajaran akan lebih menarik siswa, sehingga bisa tumbuh motivasi belajar.
- Memperjelas makna dari materi/bahan ajar.
- Metode pembelajaran lebih variatif, tidak semata-mata komunikasi verbal oleh guru, sehingga siswa tidak jenuh dan gurupun tidak kehabisan energi.
- Siswa lebih banyak kegiatan, guru bisa lebih fokus sebagai mediator, fasilitator dan motivator.
Berikut adalah beberapa sikap dan level guru dalam merespon pembelajaran dengan multimedia:
1. Apatis .
Pada level ini guru sama sekali tidak tertarik dengan pembelajaran dengan multimedia, mungkin belum tahu manfaatnya atau tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk menguasai teknologi komputer. Maka, guru pada level ini sangat isolatif (menutup diri), sehingga sulit untuk menerima hal-hal baru yang bersifat inovatif, akibatnya siswa harus menerima pembelajaran konvensional di kelas, mungkin untuk satu materi tertentu menguntungkan, tapi secara global akan sangat menjemukan.
2. Tertarik .
Pada level ini guru baru sebatas mengetahui manfaat pembelajaran
dengan multimedia, mungkin juga tahu berbagai kelemahamannya, tetapi
tidak memiliki kapasitas yang memadai untuk menguasai teknologi
komputer. Untuk itu, guru mungkin hanya sekedar mengijinkan dan
menganjurkan kepada siswa untuk menggunakan teknologi komputer, tetapi
tidak untuk diterapkan di dalam kelas.
3. Mulai Adopsi.
Pada level ini, guru sudah memiliki sedikit banyak bekal terkait dengan teknologi komputer, akan tetapi belum
mampu berbuat banyak. Produk-produk ICT (Information Communication and Technology) yang banyak di luar, baru sebatas diketahui dan digunakan saja. Dia belum mampu menemukan kekuatan sendiri dari materi yang akan di buat dan digunakannya.
4. Adaptasi.
Pada level ini, guru sudah memiliki lumayan banyak bekal yang terkait dengan teknologi komputer. Bahkan, guru sudah mampu melihat plus minusnya suatu produk ICT. Karena itu, dia bisa memilah dan memilih, bahkan mengurang atau menambahkan sesuatu dalam penerapannya sehingga penggunaannya lebih sesuai dengan harapannya.
5. Inovasi.
Pada level ini, guru sudah mahir tentang teknologi komputer atau beberapa program dan software pembelajaran, dan mampu membuatnya sendiri, yang sama sekali baru dan sangat cocok dengan kebutuhan pembelajarannya.
Sekarang ini, kita para guru berada di level yang mana? Rasa-rasanya kita lebih banyak berada pada level 1 , 2 dan 3. Kita, sebagai guru, masih harus belajar untuk bisa masuk ke level 4 dan 5. Bahkan, kita juga banyak yang belum tahu sama sekali tentang program-program ICT yang terbaru. Karena itu, kita perlu lebih banyak membuka diri untuk mengetahui tentang perkembangan teknologi komputer.
Guru yang profesional adalah guru yang menguasai materi yang diajarkannya, menguasai metode berikut teknik pembelajaran yang diperlukan dan juga mengikuti perkembangan jaman sehingga mampu melaksanakan pembelajaran yang baik sesuai dengan jamannya. Sudah bukan jaman
nya lagi mengajar dengan mengandaikan kejadian seperti kita dulu belajar. Anak dilahirkan pada dan untuk jamanya, maka gurulah yang harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak, bukan sebaliknya.
Namun demikian, sekolah juga tetap berperan penting dalam memberikan dukungan/kontribusi agar pembelajaran disekolah dengan multimedia bisa berlangsung dengan lebih baik dan mencapai tujuan yang efektif. Tanpa dukungan yang baik dari pihak sekolah, pembelajaran multimedia hanya akan menjadi mimpi belaka. Guru tidak akan mampu melakukannnya secara kontinyu dan konsisten.
Dukungan itu antara lain:
1. Penyediaan Sarana
Prasarana, agar pembelajaran multimedia dengan teknologi komputer bisa berlangsung dengan optimal.
Diperlukan ketersediaan sarana prasarana yang setiap periode tertentu harus selalu di update. Ini memang akan memakan biaya mahal, tapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan hidup di masa mendatang, tampaknya ini takkan bisa terelakkan.
2. Pembinaan Human Resources/Sumber Daya Manusia.
Perkembangan teknologi komputer yang begitu pesat dari waktu ke waktu, menuntut setiap orang untuk mengikuti perkembangan. Untuk itu, sumber daya manusia di sekolah, terutama para guru, perlu terus menerus mengikuti perkembangan itu secara mandiri atau mendapatkan pelatihan secara terorganisir oleh sekolah.
3. Pemantapan Iklim ICT yang sehat untuk Pendidikan. ICT merupakan sesuatu yang netral. dan semuanya (yang baik atau yang buruk) tersedia di dalamnya. Hanya manusianyalah yang menentukan apakah ICT itu akan bermanfaat untuk kebaikan atau keburukan. Karena itu, diperlukan adanya suatu iklim pendidikan yang sehat untuk menjaga agar penggunaannya tidak menjurus ke hal-hal yang tidak baik (pornografi dan lain-lain).
Akhirnya, perkembangan teknologi komputer sudah ada di depan mata, dan menanti kita untuk mengolah dan memanfaatkannya demi kepentingan pendidikan anak menghadapi masa depannya. Sebagai guru yang profesional, tampaknya tidak bisa tidak kita harus belajar dan terus belajar. Kita tidak boleh berdiam diri dan melaksanakan pembelajaran di sekolah tanpa mencoba dan melirik sedikit pun terhadap keberadaan teknologi komputer yang sangat potensial untuk media pembelajaran tersebut. Namun, kita juga harus pandai-pandai dalam memberikan penugasan agar teknologi komputer memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anak, bukan justru menghancurkan generasi muda.
M. Tholib, S.Pd, M.Si. – Pengajar Matematika di MAN Tambakberas Jombang
By: http://murifa-cell.blogspot.com
Pada level ini, guru sudah memiliki sedikit banyak bekal terkait dengan teknologi komputer, akan tetapi belum
mampu berbuat banyak. Produk-produk ICT (Information Communication and Technology) yang banyak di luar, baru sebatas diketahui dan digunakan saja. Dia belum mampu menemukan kekuatan sendiri dari materi yang akan di buat dan digunakannya.
4. Adaptasi.
Pada level ini, guru sudah memiliki lumayan banyak bekal yang terkait dengan teknologi komputer. Bahkan, guru sudah mampu melihat plus minusnya suatu produk ICT. Karena itu, dia bisa memilah dan memilih, bahkan mengurang atau menambahkan sesuatu dalam penerapannya sehingga penggunaannya lebih sesuai dengan harapannya.
5. Inovasi.
Pada level ini, guru sudah mahir tentang teknologi komputer atau beberapa program dan software pembelajaran, dan mampu membuatnya sendiri, yang sama sekali baru dan sangat cocok dengan kebutuhan pembelajarannya.
Sekarang ini, kita para guru berada di level yang mana? Rasa-rasanya kita lebih banyak berada pada level 1 , 2 dan 3. Kita, sebagai guru, masih harus belajar untuk bisa masuk ke level 4 dan 5. Bahkan, kita juga banyak yang belum tahu sama sekali tentang program-program ICT yang terbaru. Karena itu, kita perlu lebih banyak membuka diri untuk mengetahui tentang perkembangan teknologi komputer.
Guru yang profesional adalah guru yang menguasai materi yang diajarkannya, menguasai metode berikut teknik pembelajaran yang diperlukan dan juga mengikuti perkembangan jaman sehingga mampu melaksanakan pembelajaran yang baik sesuai dengan jamannya. Sudah bukan jaman
nya lagi mengajar dengan mengandaikan kejadian seperti kita dulu belajar. Anak dilahirkan pada dan untuk jamanya, maka gurulah yang harus menyesuaikan diri dengan kebutuhan anak, bukan sebaliknya.
Namun demikian, sekolah juga tetap berperan penting dalam memberikan dukungan/kontribusi agar pembelajaran disekolah dengan multimedia bisa berlangsung dengan lebih baik dan mencapai tujuan yang efektif. Tanpa dukungan yang baik dari pihak sekolah, pembelajaran multimedia hanya akan menjadi mimpi belaka. Guru tidak akan mampu melakukannnya secara kontinyu dan konsisten.
Dukungan itu antara lain:
1. Penyediaan Sarana
Prasarana, agar pembelajaran multimedia dengan teknologi komputer bisa berlangsung dengan optimal.
Diperlukan ketersediaan sarana prasarana yang setiap periode tertentu harus selalu di update. Ini memang akan memakan biaya mahal, tapi kalau dikaitkan dengan kebutuhan hidup di masa mendatang, tampaknya ini takkan bisa terelakkan.
2. Pembinaan Human Resources/Sumber Daya Manusia.
Perkembangan teknologi komputer yang begitu pesat dari waktu ke waktu, menuntut setiap orang untuk mengikuti perkembangan. Untuk itu, sumber daya manusia di sekolah, terutama para guru, perlu terus menerus mengikuti perkembangan itu secara mandiri atau mendapatkan pelatihan secara terorganisir oleh sekolah.
3. Pemantapan Iklim ICT yang sehat untuk Pendidikan. ICT merupakan sesuatu yang netral. dan semuanya (yang baik atau yang buruk) tersedia di dalamnya. Hanya manusianyalah yang menentukan apakah ICT itu akan bermanfaat untuk kebaikan atau keburukan. Karena itu, diperlukan adanya suatu iklim pendidikan yang sehat untuk menjaga agar penggunaannya tidak menjurus ke hal-hal yang tidak baik (pornografi dan lain-lain).
Akhirnya, perkembangan teknologi komputer sudah ada di depan mata, dan menanti kita untuk mengolah dan memanfaatkannya demi kepentingan pendidikan anak menghadapi masa depannya. Sebagai guru yang profesional, tampaknya tidak bisa tidak kita harus belajar dan terus belajar. Kita tidak boleh berdiam diri dan melaksanakan pembelajaran di sekolah tanpa mencoba dan melirik sedikit pun terhadap keberadaan teknologi komputer yang sangat potensial untuk media pembelajaran tersebut. Namun, kita juga harus pandai-pandai dalam memberikan penugasan agar teknologi komputer memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi anak, bukan justru menghancurkan generasi muda.
M. Tholib, S.Pd, M.Si. – Pengajar Matematika di MAN Tambakberas Jombang
By: http://murifa-cell.blogspot.com
cukup bagus bisa dikembangkan dan lebih maju lagi
BalasHapus